Pages

Rabu, 27 Maret 2013

Penganguran Menyebabkan Kemiskinan dan Perekonomian Indonesia


Pengangguran Menyebabkan Kemiskinan dan Perekonomian Indonesia

Pendahuluan
Pengangguran akan lebih banyak memberikan dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi suatu Negara. Pengangguran akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar – benar poduktif menjadi semakin berat, disamping secara sosial pengangguran akan menimbulkan kecendrungan masalah – masalah kriminalitas dan masalah sosial lainnya. Pengertian pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.

Isi Tulisan 
Jakarta (Media): Perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh antara 6,0% tahun depan. Pertumbuhan itu didorong stabilnya kondisi makroekonomi dan mulai tumbuhnya investasi.
            Optimisme perbaikan itu terungkap dari proyeksi ekonomi Institute For Development of Economics and Finance Indonesia (Indef) dan ekonom Citigroup Anton Gunawan di Jakarta kemarin. Meski ekonomi tumbuh, itu belum cukup untuk menjawab persoalan mengurangi jumlah pengangguran dan orang miskin. Prediksi angka pertumbuhan Indef itu sendikit pesimistis jika dibandingkan dengan angka bank dunia, yang memperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6,2%. “Pertubuhan ekonomi yang sekarang 5% sebenarnya sudah cepat, tapi kalau dibandingkan dengan jumlah masalah untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, tidak cukup,” kata ekonomi Indef Iman Sugema. Pendorong pertumbuhan ekonomi pada 2007 adalah konsumsi masyarakat. Selain itu investasi diperkirakan tumbuh karena perluasan usaha, bukan dari investasi baru. Hal itu dibenarkan Chief Economist Bank International Indonesia (BII) Ferry Latuhihin. Tahun depan, menurut Ferry, tingkat suku bunga kredit cebderung rendah sehingga menciptakan momentum kebangkitan sektor otomotif dan properti. “Tahun ini pertumbuhan penjualan mobil minus 42%. Tapi tahun depan, ini akan bounce back hingga positif 55%,”tegasnya.
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Indonesia sebenarnya sempat menjadi tempat favorit bagi para pengusaha dari luar negeri untuk membangun usaha mereka disini. Ya, dengan alasan murahnya biaya tenaga kerja merupakan salah satu faktor mengapa Indonesia diincar oleh para pengusaha asing. Namun, ternyata hal tersebut tidak diimbangi dengan dukungan positif dari pemerintah tentang pengaturan Undang - Undang investasi dan ketenagakerjaan sehingga malah memunculkan banyak masalah baru sehingga mengakibatkan dampak terparah berupa relokasi tempat usaha ke negara lain. Banyak yang harus dibenahi untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan. Diantaranya adalah dengan membekali berbagai macam ketrampilan bagi para tenaga kerja usia produktif supaya lebih mampu bersaing di dunia kerja tidak hanya dalam bursa tenaga kerja lokal namun juga bursa tenaga kerja dunia.

Dampak terbesar dari terjadinya relokasi tempat usaha adalah meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai titik dimana memerlukan penanganan dari pemerintah dengan sangat serius. Ternyata langkah pemerintah untuk membuka banyak lapangan kerja baru tidak banyak membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Langkah yang dianggap paling tepat adalah dengan membekali ketrampilan kepada para tenaga kerja produktif yang masih belum medapatkan pekerjaan dengan harapan mereka bisa membuka lapangan kerja baru, tidak hanya untuk diri mereka sendiri namun juga untuk masyarakat di sekitar mereka. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah terhadap para wiraswasta sangat diharapkan supaya angka pengangguran bisa jauh berkurang.

Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai akar dari segala permasalahan sosial kependudukan yang memiliki efek luar biasa bagi Indonesia. Harus diakui bahwa hingga saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat tinggi. Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah penduduk miskin adalah dengan memberikan fasilitas rusunawa yang pada kenyataannya banyak salah sasaran, memberikan BLT (bantuan langsung tunai) yang ternyata tidak banyak membantu masyarakat, hingga pemberian aneka subsidi untuk masyarakat miskin. Berbagai langkah tersebut pada kenyataannya tidak bisa membuat jumlah penduduk miskin di Indonesia menjadi berkurang. Karena solusi idealnya adalah dengan memberikan mereka pekerjaan tetap dengan gaji yang memadai sehingga mereka bisa hidup lebih layak. Ini bukan perkara yang mudah bagi pemerintah.

Berdasarka penyebab terjadinya pengangguran:
  1. Penyebab Friksionil, adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang memilih menganggur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang memberikan fasilitas dan keadaan yang lebih baik.
  2. Pengangguran Structural, adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang di berhentikan oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami kemunduran usaha sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.
  3. Pengangguran Teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena mulai digunakannya teknologi yang menghentikan tenaga manusia. Seringkali pengangguran ini terjadi karena kemampuan dan keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
  4. Pengangguran Siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena terjadinya pengurangan tenaga kerja yang secara menyuluruh, dikarenakan kemunduran dan resesi akonomi. Sehingga ini mirip dengan pengangguran structural, hanya pada pengangguran jenis ini, kejadianya adalah lebih meluas dan menyelurh.
  5. Pengangguran Musiman, adalah pengangguran yang terjadinya dipeoleh musim. Jenis pengangguran ini sering terjadi pada sector pertanian.
  6. Pengangguran Konjungtural, adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian / siklus ekonomi.


Pada tahun 2012, Jumlah Penganggur di Indonesia Berkurang
Di triwulan III-2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,17%, sedangkan secara komulatif dari triwulan I hingga III tahun ini adalah 6,29%. Padahal menurut outlook ekonomi Indonesia, target pertumbuhan ekonomi yang didapat hingga akhir 2012 adalah 6,3-6,5%. Pertumbuhan ekonomi cenderung condong ke batas bawah dari target APBN, yaitu di kisaran 6,3 persen, namun jumlah penganggur sampai dengan triwulan III ini berkurang sebanyak 460 ribu, dari 7,70 juta pada tahun 2011 menjadi 7,24 juta orang sampai pada Agustus tahun 2012. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari 6,56 persen (2011) menjadi 6,14 persen (2012). Menurunnya TPT diikuti dengan membaiknya kesempatan kerja formal, yang bertambah sebanyak 2,67 juta dan kesempatan kerja informal berkurang 1,54 juta.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Armida S. Alisjahbana, yang didampingi oleh Deputi Bidang Ekonomi, Prasetijono Widjojo, dalam Konferensi Pers dengan sejumlah wartawan sehubungan Perkembangan Situasi/ Kondisi Perekonomian Saat ini, pada hari Selasa, (6/11), mengatakan ada dua hal yang menggembirakan. Pertama, kesempatan kerja di sektor formal meningkat ditandai dengan proporsi yang bekerja di sektor formal saat ini hampir mencapai 40 persen. “Semakin banyak yang bekerja di sektor formal, sehingga yang bekerja di sektor non formal menjadi 60 persen,” jelas Menteri PPN/Kepala Bappenas. Sekarang ini telah terjadi tren peralihan pekerja di sektor informal ke sektor formal. Tren tersebut, lanjutnya, terjadi karena adanya peningkatan investasi di sektor riil.

Kemudian yang kedua, pengganguran usia muda di tiap jenjang pendidikan juga terus berkurang. Seperti diketahui pada tahun 2001-2005, daya serap kesempatan kerja baru lebih rendah dibandingkan angkatan kerja baru, berakibat jumlah penganggur meningkat. Baru pada tahun 2006 mulai menunjukkan perbaikan, dan hingga tahun 2012, kesempatan kerja baru lebih besar dari angkatan kerja baru sehingga jumlah pengangguran terbuka menurun dengan tingkat 6,14 persen. Kesempatan kerja netto rata-rata per tahun sebesar 130.000-640.000. Walaupun TPT usia muda sudah menurun tetapi jumlahnya masih besar, yaitu lebih 5,3 juta, dan sebagian besar di perkotaan. Tingginya persentase penganggur berpendidikan SD dan SLTP, yang tercatat pada tahun 2012 sebesar 52%, menunjukkan fenomena penganggur usia muda berpendidikan rendah.

Oleh karena itu, jelas Ibu Armida lagi, untuk menurunkan pengangguran dan mengurangi pekerja yang tidak produktif, program-program untuk masyarakat berpenghasilan rendah, perlu diperluas sehingga menjangkau lebih luas terutama yang berada di perdesaan. Juga, kesempatan kerja yang diciptakan tidak semata-mata menyediakan untuk pencari kerja (penganggur).
Grafik: Penganggur Usia Muda Menurut pendidikan





Hal yang tidak terelakkan dari ‘turun’nya jumlah angkatan kerja itu adalah prosentase pengangguran di Indonesia.





Ini adalah grafik prosentase pengangguran terhadap jumlah penduduk Indonesia, yang menunjukkan adanya peningkatan setiap tahunnya, mencapai 10% di tahun 2011 lalu.
Bahkan jika dihadapkan pada jumlah angkatan kerja, prosentase pengangguran di Indonesia mencapai 69% dari total angkatan kerja.

Dari pie chart di atas diketahui bahwa hampir seperempat (24%) dari angkatan kerja kita adalah ‘pengangguran terdidik’, yaitu yang mengecap jenjang pendidikan tinggi (diploma/sarjana).



Penutup

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Ketidak merataan pendapatan karyawan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan (Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara pemecahan yang multidimensi pula.

Daftar Pustaka
Koran media Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar