Analisis
Jurnal 1
Topik/Tema : IFRS dan Relevansi
Judul : Adopsi IFRS dan
Relevansi Nilai Informasi Akuntansi
Nama Penulis/Peneliti : Nur Cahyonowati & Dwi Ratmono
Ringkasan :
high-quality
global accounting standards dalam rangka menyediakan informasi keuangan yang
berkualitas di pasar modal internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, IASC
dan IASB telah menerbitkan principles-based standards yang disebut sebagai
International Financial Reporting Standards (IFRS) dan sebelumnya International
Accounting Standards (IAS). Kewajiban untuk menggunakan IFRS bagi
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa efek (listed companies) merupakan
salah satu perubahan paling signifikan dalam sejarah regulasi akuntansi (Daske
dkk., 2008). Telah lebih dari 100 negara mengadopsi IFRS. Regulator berharap
bahwa penggunaan IFRS dapat meningkatkan komparabilitas laporan keuangan,
meningkatkan transparansi perusahaan dan kualitas pelaporan keuangan sehingga
menguntungkan investor. Indonesia telah melakukan adopsi penuh IFRS mulai 1
Januari 2012. Namun penerapan IFRS telah dimulai secara bertahap dengan penerapan
19 PSAK dan 7 ISAK baru yang telah mengadopsi IAS/IFRS mulai 1 Januari tahun 2010.2
Konvergensi IFRS ini merupakan salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai
anggota forum G-20. Seperti di negara-negara lain, masih menjadi perdebatan dan
pertanyaan penelitian penting
apakah penerapan IFRS di Indonesia dapat meningkatkan kualitas informasi akuntansi.
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011. Perusahaan publik yang terdaftar di BEI
dipilih karena merupakan entitas dengan akuntanbilitas signifikan yang
diwajibankan menggunakan PSAK-IFRS dalam penyusunan laporan keuangan mulai
tahun 2010. Sampel akhir dipilih dengan teknik purposive sampling dengan
kriteria:
a.
Perusahaan tersebut mempublikasikan data laporan keuangan secara konsisten
selama tahun 2008-2011;
b. Perusahaan tersebut melakukan initial
public offering (IPO) sebelum tahun 2008; dan
c.
Tersedia data-data lain yang diperlukan seperti data harga saham, jumlah lembar
saham biasa.
Data
dikumpulkan dari berbagai sumber yang saling melengkapi seperti laporan
keuangan perusahaan, IDX Fact Book, ICMD, dan harga saham bulanan dari website BEI.
Bagian ini menguraikan hasil pengujian perbedaan relevansi nilai informasi
akuntansi sebelum dan sesudah adopsi IFRS. Pada bagian pertama diuraikan
prosedur pemilihan sampel dan jumlah sampel akhir untuk pengujian relevansi
nilai. Bagian selanjutnya adalah statistik deskriptif dan matriks korelasi
antarvariabel. Bagian selanjutnya adalah hasil pengujian hipotesis dan analisis
tambahan (additional analysis). Temuan penelitian ini mendukung hipotesis bahwa
lingkungan institusional yang masih belum mendukung dapat menyebabkan adopsi
IFRS tidak mempengaruhi kualitas informasi akuntansi. Temuan ini penelitian
mendukung argumentasi Karampinis dan Hevas (2011) bahwa di negara-negara code
law (termasuk Indonesia), dengan karakteristik lingkungan institusional seperti
perlindungan investor yang lemah, kurangnya penegakan hukum, kepemilikan
terkonsentrasi, dan pendanaan yang berorientasi pada perbankan maka adopsi IFRS
belum tentu dapat meningkatkan relevansi nilai informasi akuntansi. Temuan
penelitian ini juga mendukung argumentasi Barth dkk. (2008) bahwa pengaruh
adopsi IFRS terhadap relevansi nilai informasi akuntansi merupakan fungsi dari
country-specific factors.
Ø JURNAL
AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 14, NO. 2, NOVEMBER 2012: 105-115, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Tulisan Ini Adalah Salah Satu Bentuk Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Akuntansi Internasional
Nama : Saraswati
Diana
Dosen : Jessica Barus,
S.E., Mmsi.
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
0 komentar:
Posting Komentar